Jakarta dulu pernah di kenal dengan beberapa nama di antaranya sunda kelapa, jayakarta, dan batavia. Didunia internasional jakarta juga mempunyai julukan j-town atau lebih dikenal lagi the big durian karena dianggap kota yang sebanding new york city (big apple) di indonesia.



Daerah khusus ibukota jakrta (DKI Jakarta ) adalah ibu kota negara yang terbesar di indonesa kota jakrta merupakan satu satunya kota di indonesia yang memiliki status dengan beberapa nama di antarnya sundaa kelapa, jayakarta, dan batavia.

Luas jakarta memiliki 661,52 km memiliki luas lautan 6.977,5 km dengan jumlah penduduk mencapai 10.374.235 jiwa (2017). Dan metropolitam jakarta yang berpendudukan sekitar 28 juta jiwa merupakan metropolitan terbesar dia asia tenggara yang memiliki urutan kedua di dunia.

Sejarah jakarta
  

Kota pelabuhan ini pada mulanya bernama sunda kelapa, namun pada 22 juni 1527 pangeran fatahillah menghancurakan sunda kelapa dan gantinya mendirikan kota jakrta di saat itu. Tanggal ini lah yang kemudian di tetapkan sebagai tanggal berdirinya jakrta.
Perkembangan jakarta.



Perkembangan

jakrata atau yang dulu nya jayakarta sebagai kota pelabuhan yang sibuk, diman para pedagan dari cina, india, arab adan eropa serta dari negara negar lainya sling bertukar barang barang.
Pada tahun 1619, pemerintah belanda (VOC) DI Bawah kepemimpinan ja pieterszooncoen mengancurkan jayakarta dan dengan serta merta membangun kota baru  yang terletak di bagian barat sungai ciliwung, yang dia namakan batavia, namun  yang di ambil dari batavieren, nenek moyang bangsa belanda.




Bangsa Portugis merupakan Bangsa Eropa pertama yang datang ke Jakarta. Pada abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda meminta bantuan Portugis yang ada di Malaka untuk mendirikan benteng di Sunda Kelapa sebagai perlindungan dari kemungkinan serangan Cirebon yang akan memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Upaya permintaan bantuan Surawisesa kepada Portugis di Malaka tersebut diabadikan oleh orang Sunda dalam cerita pantun seloka Mundinglaya Dikusumah, di mana Surawisesa diselokakan dengan nama gelarnya yaitu Mundinglaya. Namun sebelum pendirian benteng tersebut terlaksana, Cirebon yang dibantu Demak langsung menyerang pelabuhan tersebut. Penetapan hari jadi Jakarta tanggal 22 Juni oleh Sudiro, wali kota Jakarta, pada tahun 1956 adalah berdasarkan pendudukan Pelabuhan Sunda Kalapa oleh Fatahillah pada tahun 1527. Fatahillah 
mengganti nama kota tersebut menjadi Jayakarta (aksara Dewanagari: जयकृत) yang berarti "kota kemenangan", Jayakarta berasal dari dua kata Sansekerta yaitu Jaya (जय) yang berarti "kemenangan"[14] dan Karta (कृत) yang berarti "dicapai".[15] Selanjutnya Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon, menyerahkan pemerintahan di Jayakarta kepada putranya yaitu Maulana Hasanuddin dari Banten yang menjadi sultan di Kesultanan Banten.

sekian sekilas tentang jakarta jika ada keslahan dalam tulisan atau ada yang salah dari artikel ini beri komentar nya dan anjukan refensi untuk memperbaiki artikel ini.
dan terimakasih atas kunjungan nya semoga bermanfaat.